“Berikan aku sepuluh pemuda, akan
kugoncangkan dunia”
Inilah salah satu kalimat terdahsyat yang pernah
dikatakan oleh Bapak Revolusioner kita, Bung Karno. Tak berlebihan apabila
optimisme yang begitu besar disematkan pada generasi muda. Coba kita ingat kembali
sejarah pemuda bangsa kita dahulu. Di era 1908 kita akan berjumpa dengan
generasi pemelopor kebangkitan nasional dengan terbentuknya Boedi Oetomo
sebagai organisasi nasionalis pertama. Kemudian dilanjutkan dengan perjuangan
generasi 1928 yang dengan gagah berani mengikrarkan sumpah mereka yang
selanjutnya kita kenal dengan Sumpah Pemuda. Sebuah sumpah yang mengawali
penyatuan-penyatuan ideologi dariberbagai pemuda yang berbeda. Dan puncaknya
ialah pada tahun 1945, dimana saat itu generasi muda ikut andil dalam
memplopori perjuangan kemerdekaan hingga akhirnya kita bisa benar-benar
merasakan bagaimana merdeka. Rentetan sejarah ini memperlihatkan pada kita
betapa besar perubahan yang dapat dilakukan oleh pemuda. Tak dapat dielakkan
lagi maju mundurnya suatu bangsa tergantung dari sentuhan-sentuhan yang dapat
dilakukan oleh generasi muda.
Kiranya cukup sudah kita bernostalgia dengan generasi
muda dahulu. Kita lihat pemuda sekarang, calon pemimpin masa depan. Dewasa ini
sering kali kita lihat di media-media berbagai problematika dari obat-obatan,
minum-minuman keras, tawuran hingga pengangguran sering kali menimpa pemuda
kita. Berdasarkan Data Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga (2008) mencatat,
dari 220 juta jiwa jumlah penduduk Indonesia, sekitar 80,6 juta orang adalah
pemuda. Namun, 10,8 juta pemuda yang berusia antara 15-35 berstatus sebagai
pengangguran (baik terbuka maupun terselubung). Kondisi ini terjadi akibat
rendahnya kesempatan kerja dan kurangnya upaya wirausaha dari kalangan pemuda
(Detikcom,11/06/08). Di sini baru terlihat eksistensi seorang pemuda lebih
terlihat sebagai beban ketimbang harapan. Sungguh ironis memang, mengingat SDM
pemuda yang kita miliki tidaklah buruk. Sudah berulang kali generasi pemuda
kita menorehkan tinta emas di pentas dunia internasional, baik melalui
olompiade sains maupun kejuaraan olah raga. Namun apalah arti sebuah kejeniusan
apabila tidak diimbangi dengan kesadaran akan pentingnya bekerja dalam tim.
Ibarat lidi apabila hanya sebuah apakah bisa membersihkan sampah yang
berserakan, tentu tidak. Hanya dengan seikat lidi yang bersatu padulah semua
bisa dilakukan.
Tanpa kita sadari, disinilah peran organisasi
sangatlah dibutuhkan. Dimana dari sinilah pemikiran-pemikiran hasil bentukan
pemuda ditampung yang kemudian diwujudkan dengan pergerakan-pergerakan yang
bertujuan untuk kebaikan bersama. Disini pula para pemuda mampu mengembangkan
diri membentuk pendewasaan pikiran serta melakukan daya analisis tinggi, dan
yang terpenting adalah kemauan bekereja dalam tim. Hanya dengan bersatu
perubahan dapat kita lakukan.
Namun nampaknya peran organisasi sendiri masih
seringkali dipandang sebelah mata oleh segelintir orang. Yang mereka lihat
organisasi adalah suatu kelompok yang beranggotakan orang-orang yang suka
merusak, pemalas, ataupun orang-orang yang hanya bisa berkoar-koar belaka tanpa
ada tindakan. Padahal kenyataannya sungguhlah tidak demikian. Hanya saja mereka
yang tidak paham akan makna pentingnya suatu organisasi dalam membangun suatu
bangsa. Oleh karena itu marilah kita tanamkan pada diri kita sendiri semangat
kebersamaan dan persatuan. Kita bangkitkan kembali ruh semangat pemuda
terdahulu. Kita tunjukkan bahwa kita bisa melakukan perubahan baik pada dunia
sebagaimana predikat pemuda sebagai agent of change (agen perubahan), seperti
yang dikatakan Bung Karno. Kita perangi bersama orang-orang yang memandang
sebelah mata organisasi, karena mereka semua adalah pembunuh kreatifitas. Ayo
Bangkit Pemuda!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar